Selasa, 20 Maret 2012

Hanya jika

"akhirnya semua terjadi juga. Yang kutakutkan, yang kuelakan..."

Hanya jika kamu berfikir saya seorang pemain, yang bebas memainkan hatimu sesukaku.
kamu boleh membenci saya

Hanya jika kamu berfikir saya seorang yang datang dan pergi sesuka saya.
Kamu boleh membenci saya

Hanya jika kamu berfikir bahwa sayalah yang menjadikan kamu layaknya permainan
Kamu boleh membenci saya

Hanya jika kamu berfikir bahwa saya selalu anomali dengan semua pikiran yang saya miliki
Kamu boleh membenci saya

Bahkan kamu boleh lebih dari sekedar membenci saya,
Jika semua yang kamu fikirkan itu benar.

jika itu benar dan saya melalukan itu.
kamu boleh melampiaskan secara brutal rasa bencimu itu kapanpun kamu mau.

Kamu memutuskan pergi.
Tepat disaat saya merasa keranjingan untuk merindu.

Kamu memutuskan pergi.
Tepat disaat saya sedang bergumul mesra dengan dunia saya.

Kamu memutuskan pergi,
Saat saya menikmati semua detik dunia iklan saya.

Kamu memutuskan pergi.
Tepat disaat saya merasa konsisten dengan semua yang saya lakukan.

Kamu memutuskan pergi.

Jadi sebetulnya untuk apa malam itu kita berbicara?
Jadi untuk apa sejauh ini saya berkutat dengan ketidakstabilan hati?
Jadi kesepakatan malam ini, untuk apa?

semua berkebalikan.
apa yang tadinya kamu iya-kan

ketika kamu berkata "Enggak papa" atau "saya mengerti kamu" atau "Saya ga mau ganggu kamu"
dan itu begitu anomalinya sekarang.
kamu membalik semua hal.
seakan berkata lantang mengenai pilihan antara hubungan dan dunia saya
seakan menghujam tentang semua kewajiban yang harus saya lakukan
seakan mempermasalahkan waktu, jarak, dan semua kesibukan yang ada.
yang awalnya,
itu yang kamu selalu bisikan, bahwa kamu akan mengerti.
Lantas kenapa di malam itu kamu bersepakat?

Kenapa harus kamu yang mengajari saya inkonsistensi itu apa.

Saya haturkan maaf untuk semua hal yang saya akibatkan.
PadaNya saya memohon, agar semua hal yang kamu lakukan selalu diberi kemudahan.

Selesai sudah.
seperti katamu

:)
© RIWAYAT
Maira Gall