Kamis, 26 Juni 2014

Hello 23



“Alif itu lahirnya pagi. Mama inget banget, 2 hari sebelum alif lahir, mama jalan-jalan sama ayah makan pecel di Sukabumi. Habis makan pecel kok perutnya sakit, trus mama ke dokter. Waktu sampe dokter, dokter bilang kalo mama udah pembukaan satu. Jadi mama ga boleh pulang, harus langsung nginep. Besok sorenya, mama ternyata belum kontraksi, dan disuruh susternya jalan-jalan aja di sekitaran komplek rumah sakit bersalin. Jadi mama sama ayah jalan-jalan berdua muterin rumah sakit, sambil bercanda. Malemnya baru deh mama kontraksi dan pagi-pagi Alif lahir….

Alif kecil banget, kayak botol. Matanya ga mau kebuka. Trus mama jilat mata Alif sampe kebuka.

Siti Alifah itu dari mama, Farhana Dinanta dari Ayah”

23 tahun yang lalu.

***

Semakin kesini, ulang tahun semakin menjadi ritual yang biasa saja. Padahal bagi saya dulu, ulang tahun adalah ritual yang perlu dirayakan dengan berbagai macam cara, sederhana atau mewah, yang penting dirayakan. Ulang tahun pernah ditandai dengan perayaan tumbuh besar dan dinanti-nanti. Tapi kini ulang tahun ditandai sebagai alarm, bahwa waktu bersenang-senang kala muda akan segera habis. Perayaan dengan makna yang berbeda. Menyenangkan!

Selamat datang 23! Usia yang sedang gila-gilanya mengekplorasi hidup. Berjalan tanpa lelah, jatuh sebanyak mungkin, melihat seluas mungkin, tertawa keras-keras, dan bermimpi semuluk-muluknya. Ini usia yang tepat untuk melakukan apa saja, bahkan menikah atau mati muda sekalipun. 

Pun saya, usia ini menantang saya untuk melihat lebih banyak lagi tentang sudut dunia, mendengar lebih jauh lagi tentang nestapa, menjamah lebih lebar lagi tentang  bahagia. Terus berjalan hingga menemukan cinta, cita, dan asa yang sempurna. Mencari dan mencari mumpung masih sanggup berlari. Ini justru usia yang tepat untuk merasa jatuh, lenguh, dan menikmati peluh. Ketimbang aman, nyaman, tanpa tantangan.

25 Juni yang selalu membahagiakan. Kejutan-kejutan kecil disiapkan, doa-doa dan harapan riuh dihaturkan, dan saya sibuk memanjatkan keinginan. Karenanya, tak luput saya panjatkan doa baik pada kisanak yang sudi untuk membagi doa dan harapanya untuk saya.


Ini 23,

Ini waktunya menjelajah!




Selamat ulang tahun, Alifah!

Selasa, 24 Juni 2014

Wacana

Kamu hanya awang-awang yang berputar di tempat yang itu-itu saja.
Saat kamu mengatakan bahwa cinta itu mungkin terjadi diantara kita, kamu juga hanya berkata yang itu-itu saja.
Melompati masa dan kembali bergerak dengan senjata yang sama, namun dengan lapangan yang itu-itu saja.
Pada akhirnya kamu kembali menarik kita pada kondisi yang begitu-begitu saja.
Tak ada jemunya, tak ada lelahnya, berputar di satu poros yang itu-itu saja.
Jikapun aku harus meronta-ronta, itu juga untuk alasan yang itu-itu saja.


Kamu itu wacana.
Juga cinta yang kamu tawarkan.




Ilusi, yang itu-itu saja.

© RIWAYAT
Maira Gall